Pengertian Difusi, Osmosis, Transpor Aktif, dan Endositosis atau Eksositosis
Mengakupintar.blogspot.com - Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai transpor membran yang terjadi di dalam sel. Transpor membran yang berlangsung di dalam sel terdiri dari proses difusi, osmosis, dan transpor aktif. Sebelum kita membahasnya lebih jauh. langkah baiknya kita mengetahui beberapa penjelasan berikut ini.
Organisme multiseluler mempunyai sistem transportasi di
dalam tubuhnya. Transportasi ini melibatkan sel atau membran
sel yang memiliki ketebalan 5 - 10 nm (nano meter; 1 nm =
1 × 10-9m). Membran ini menghalangi gerak ion dan molekul
melewati membran. Hal ini sangat penting untuk menjaga
kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion dalam sel, untuk
kegiatan enzim, mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang
bersifat racun, dan memasok ion-ion yang penting dalam
kegiatan saraf dan otot.
Berikut ini akan dibahas macam-macam gerakan yang
melewati membran sel. Gerakan-gerakan ini terjadi pada
selaput organel dalam sel. Pada dasarnya, hanya ada empat
macam gerakan lewat membran sel ini, yaitu difusi, osmosis,
transpor aktif, dan endositosis atau eksositosis. Setelah
mempelajari subbab ini, kamu dapat membandingkan keempat
transpor tersebut, mari cermati uraiannya.
1. Difusi
Difusi adalah, gerakan molekul dari suatu daerah dengan
konsentrasi yang tinggi ke daerah lain dengan konsentrasi lebih
rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-molekul
tersebut. Kecepatan difusi melalui membran sel tergantung
pada perbedaan konsentrasi, ukuran molekul, muatan, daya
larut partikel-partikel dalam lipid dan suhu.
Pada umumnya, zat-zat yang larut dalam lipid, yaitu
molekul hidrofobik lebih mudah berdifusi melalui membran
daripada molekul hidrofilik. Selain itu, membran sel juga bersifat
permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang tidak
bermuatan seperti H2
O, CO2, dan O2
. Dalam keadaan yang
sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi melalui membran sel.
daripada molekul besar. Difusi sederhana dari molekul hidrofilik
yang besarnya lebih dari 7 - 8 Å (Å = angstrom = 10-10 m) hampir
tidak dapat berlangsung karena terhalang oleh membran sel,
tetapi molekul tersebut dapat masuk ke dalam sel dengan cara
difusi terbantu atau facilitated diffusion.
Difusi terbantu tergantung pada suatu mekanisme transpor
khusus dari membran sel seperti permease. Permease adalah
suatu protein (enzim) membran sel yang akan memberi jalan
bagi ion dan molekul polar tidak bermuatan agar dapat
melintasi dua lapisan lipid hidrofobik dari membran sel. Difusi
ADP ke dalam dan ATP keluar dari mitokondria juga
memerlukan difusi terbantu. Dalam semua proses difusi
terbantu, molekul bergerak ke arah gradien konsentrasi.
2. Osmosis
Pada hakikatnya, osmosis merupakan suatu proses difusi.
Osmosis adalah difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput
yang permeabel secara diferensial. Pelarut universal adalah air.
Jadi, dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui
selaput yang permeabel secara diferensial dari pelarut
berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut yang berkonsentrasi
rendah (sedikit air). Proses osmosis akan berhenti jika
konsentrasi di dalam dan di luar sel telah seimbang.
Bila sel memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit
air atau hipertonik) daripada di luar sel, maka air yang ada di
luar sel akan masuk ke dalam sel. Peristiwa masuknya air ke
dalam sel tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel pada sel
hewan (hemolisis). Sedangkan, pada sel tumbuhan, sel hanya
akan menggembung karena ditahan oleh dinding sel.
Konsentrasi air yang tinggi di luar sel disebut hipotonik.
Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi
zat terlarut lebih rendah (banyak air)
daripada di luar sel, maka air yang ada di
dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air
dari sel akan mengakibatkan sel mengerut.
Pada sel hewan, mengerutnya sel ini disebut
krenasi, sedangkan pada sel tumbuhan
disebut plasmolisis.
3. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan gerakan ion dan molekul
melawan suatu gradien konsentrasi dengan menggunakan
energi untuk masuk atau keluar sel melalui membran sel. Selain
memerlukan energi berupa ATP, transpor aktif juga
memerlukan enzim untuk memindahkan molekul dan ion dari
tempat konsentrasi rendah ke tempat konsentrasi tinggi. Agar
enzim dapat berfungsi sebagai pompa, maka enzim tersebut
harus dapat mengikat ion dan mengangkut ion dari satu sisi
membran ke sisi yang lain.
Molekul gula dan asam amino diangkut secara aktif ke
dalam sel menggunakan energi. Energi ini di peroleh dari
gradien konsentrasi Na+ yang terjadi pada pengangkutan
natrium-kalium. Dengan bantuan suatu protein transpor
khusus, molekul glukosa dan ion natrium masuk ke dalam sel
bersama-sama. Kemudian, natrium tersebut dikeluarkan lagi
oleh pompa natrium-kalium. Dengan demikian, pompa
natrium-kalium tidak hanya mengangkut secara aktif Na+ dan
K+, tetapi secara tidak langsung menyediakan energi untuk
proses pengangkutan yang lain.
4. Endositosis atau Eksositosis
Endositosis adalah suatu mekanisme pengangkutan bahan,
seperti makromolekul protein dari cairan di luar sel ke dalam
sel dengan membungkus makromolekul tersebut dengan cara
melekukkan sebagian dari membran sel ke dalam. Kantung
yang terbentuk kemudian melepaskan diri dari bagian luar
membran dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma.
Kemudian, lisosom menyatu dengan vakuola endositik tersebut
dan isi dari organel tersebut menjadi satu membentuk lisosom
sekunder. Enzim-enzim lisosom akan mencerna makromolekul
menjadi bahan yang dapat larut (asam amino, gula, dan
nukleotida).
Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis.
Pada sel-sel yang mengeluarkan protein dalam
jumlah yang besar, protein tersebut pertama-tama
berkumpul di dalam sebuah kantung yang dilapisi
membran di dalam aparat golgi, kemudian
bergerak ke permukaan sel, lalu mendekat pada
membran sel dan mengosongkan isinya ke luar.
0 comments:
Post a Comment